PT Astra International (ASII.JK),
salah satu perusahaan terbesar di Indonesia baru saja kehilangan orang
terkuatnya yaitu Michael D. Ruslim. Beliau adalah seorang Chief
Executive Officer visioner yang suka tantangan sehingga banyak
mengeksekusi bisnis-bisnis baru di Konglomerasi Astra hingga membawahi
118.000 karyawan. Selain itu juga merupakan “CEO Idaman 2008″ versi
survey majalah warta ekonomi. Akankah kekosongan pucuk manajemen Astra
ini mempengaruhi saham ASII ke depan? Atau Honda akan semakin disalip
oleh Yamaha? Kita lihat dulu apakah ada sosok sekaliber beliau yang akan
menggantikannya.
Sejauhmana peran almarhum Michael D. Ruslim dalam perubahan di Astra holding company? Mari kita tengok ide dan perjuangan serta komentar tokoh mengenai dirinya.
Tahun 1983-1989 mengawali karir di Astra sebagai asisten GM di divisi keuangan lalu menjadi GM.
Tahun 1983 ditugasi oleh William
Soeryadjaya (pemilik Astra) dan Subagyo Wirjaatmodjo untuk membangun
produk layanan keuangan di Astra termasuk car finance, motor cycle
finance dan insurance.
Tahun 1986 mulai berteman dengan Edwin
Soeryadjaya (putra pemilik). Dalam diskusinya dengan Edwin, Michael
sering terbersit ide bagaimana agar bisnis Astra bisa berkontribusi bagi
bangsa. Menurutnya Indonesia banyak jumlah penduduknya dan kaya akan
sumber daya alam. Untuk itu harus ada industri untuk memenuhi basic needs seperti motor dan mobil serta consumer goods. Selain itu dia juga melihat opportunity di agribusiness.
Michael berpendapat industri perkebunan akan banyak membuka lapangan
pekerjaan dan berguna bagi pembangunan daerah. Ide-ide ini pada awalnya
kurang populer karena pada waktu itu sektor perkebunan tidak profitable.
1989-1990 ditugasi oleh Edwin S. untuk
membangun industri infrastruktur seperti telekomunikasi dan listrik.
Michael berpendapat masalah infrastruktur di Indonesia sangat penting
digarap karena bila tidak akan menghambat produksi dan ekspor, termasuk
di dalamnya sarana pelabuhan yang kurang kondusif bagi ekspor.
Menurutnya ekspor kendaraan dari Indonesia lebih lama 6 kali daripada
dari Thailand.
1990-1991 ditugasi membawa Astra untuk IPO (Initial Public Offering) / go public.
1991 menjadi direksi Astra Infrastructure Group.
1997-1998 melakukan restrukturisasi utang
dan bisnis Astra bersama Johny Darmawan (Toyota) dan Priyono Sugiharto
(Daihatsu) serta Rini Soewandi (Honda).
2002-2005 Direktur Astra-Toyota Group & United Tractors. Vice President AI
2004-2005 Direktur Astra Agro Group.
Mei 2005-sekarang. President Director AI (Astra International)
Agustus 2005 Astra masuk bisnis operator jalan tol dengan menguasai 34 % saham PT Marga Mandalasakti.
September 2005 meresmikan pabrik ketiga join antara AHM dengan Honda Motor Co. (50:50) dengan investasi 150 juta dollar AS.
Oktober 2005 masuk ke jasa keuangan mobil
lewat PT Toyota Astra Financial Services dan jasa keuangan alat berat
lewat PT Komatsu Astra Finance. Di samping itu juga meningkatkan
kapasitas produksi PT Astra Daihatsu Motor dengan investasi 10 juta
dollar AS.
Desember 2005 masuk ke bisnis angkutan dengan mengakuisisi 35% saham PT Toyo Fuji Logistic
2006 mendirikan Surya Artha Nusantara untuk pembiayaan alat-alat berat dari United Tractors.
2006 Menurut Michael, Astra harus melakukan fungsi sosialnya dengan good governance dan corporate social responsilbility (CSR) sebagai bagian dari komunitas. Jadi Astra tidak sekedar menyumbang tetapi ada program yang berkelanjutan.
Februari 2008 mengawali program kampanye
hijau Astra “satu karyawan, satu pohon” dengan menanam pohon kepel di
kompleks Astra. Program ini diikuti dengan penanaman 116.867 pohon di
seluruh Indonesia.
Oktober 2009 Menurut Michael, net income AI turun 3,6 persen dari 7,4 triliun menjadi 7,1 triliun karena kinerja sektor agribisnis yang kurang baik.
20 Januari 2010 Michael D. Ruslim
meninggal dunia di Singapura. Beliau awalnya sakit Demam Berdarah lalu
komplikasi ginjal dan diabetes
Sumber : http://ekonomi.kompasiana.com
Komentar :
Kepergian Michael D. Ruslim selaku Chief
Executive Officer PT Astra International membuat banyak pihak merasa kehilangan. Karena semasa hidupnya Michael D. Ruslim memiliki prestasi yang sangat baik bagi perekonomian Indonesia. Beliau juga memil;iki banya ide dan cara agar PT Astra International dapat berkontribusi terhadap bangsa. Selain itu juga ia dapat melihat banyak kesempatan untuk berbisnis. sehingga ia tidak hanya bermain dalam duania bisnis otomotif saja tetapi juga dalam agrobisnis kelapa sawit. Hal ini menunjukkan bahwa Michael D. Ruslim menerapkan kata-kata don't put one egg in one basket, ia menerapkkannya agak ketika perusahaan otomotif sedang mengalami penurunan dapat ter-back up. disamping itu ia juga mempelopori program kampanye
hijau Astra “satu karyawan, satu pohon” dengan menanam pohon kepel di
kompleks Astra. Program ini diikuti dengan penanaman 116.867 pohon di
seluruh Indonesia.Begitu banyak prestasi yang ia dapatkan ketika menjabat sebagai CEO Astra Internasional. Maka wajar saja kepergiannya membuat Indonesia kehilangan CEO idamannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar